mencoba berbagi untuk semua

- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Fiqih Sunnah vol 1 karya Sayyid Sabiq ..



bisa didownload lewat link dibawah ini
download

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Tamasya Ke Syurga karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah.. file berbentuk .djvu.. untuk membukanya menggunakan djvu viewer yang sudah tersedia di dalamnya..



bisa didownload lewat link dibawah ini
download

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Al Biyadah Wan Nihayah,, Masa Khulafaur Rasyidin karya Ibnu Katsir ..



bisa didownload lewat link dibawah ini
download

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Riyadhus Shalihin karya Imam An Nawawi (jilid 1 dan jilid 2) ..



bisa didownload lewat link dibawah ini
Jilid 1


Jilid 2

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Kunci Kebahagiaan karya Ibnul Qayyim Al Jauziyah ..



bisa didownload lewat link dibawah ini
download

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Measurement & Instrumentation Principles karangan Alan S Morris.. Merupakan buku acuan untuk mata kuliah Instrumentasi I prodi elins UGM..



Dapat didownload di bawah ini
download

Continue
- -

Berikut merupakan Ebook berjudul Mencari Pahlawan Indonesia karya Anis Matta..



bisa didownload lewat link dibawah ini
download

Continue
- -

Tidak Imma'ah

Dan teman-teman mereka (orang-orang kafir dan fasik) membantu syaitan-syaitan dalam menyesatkan dan mereka tidak henti-hentinya (menyesatkan). (Al-A’raaf: 202)

Begitu sulitnya saat ini membedakan antara teman yang baik dengan yang buruk. Padahal kelak teman kitalah yang akan menentukan masa depan dan akhir kesudahan kita di surga atau neraka. Teman yang baik akan membawa kita ke surga, sedangkan teman yang buruk akan menyeret kita ke dalam api neraka.

Rasulullah SAW bersabda: “Jika engkau hendak mengenal seseorang (siapa dan bagaimana dia?), maka lihatlah dengan siapa dia berteman. Maka seperti itulah dia”. (Al Hadits)

Sehingga begitu berarti dan pentingnya kita dalam memilih teman yang akan mempengaruhi pola fikir, jalan/ cara hidup, cara berbicara, dan cara bergaul kita. Lebih lanjut, Nabi SAW mengatakan bahwa: “Sesungguhnya setiap bayi yang dilahirkan itu dalam keadaan suci/ fitroh (Islam), maka kelak keluarga dan masyarakatnyalah (teman) yang akan menjadikan dia Nashrani, Majusi atau Yahudi (Al Hadits).

Dalam sabdanya yang lain: “Jika kau berteman dengan pandai besi, maka engkau akan terkena panas baranya, tetapi jika engkau berteman dengan penjual minyak wangi, maka engkau akan mencium harum wanginya” (Al Hadits).

Untaian-untaian pesan Nabi SAW tersebut adalah sebuah gambaran akan begitu pentingnya memilih teman yang baik dan menjadikan kita semakin taat dan beriman kepada Rabb kita, Allah SWT. Bukan berteman dengan orang yang tidak beriman atau mengajak kita berbuat maksiat dan menyekutukan Allah. Lebih lanjut Allah SWT berfirman:

QS. Ali Imran: 118. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. sungguh Telah kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.

Terkadang kita cenderung sembarangan dalam memilih teman. Kita memilih teman dengan mengikuti orang lain atau trend yang berkembang dalam masyarakat atau lingkungan tersebut. Jika trend lingkungan didominasi oleh orang yang disegani oleh orang lain karena kebrutalannya, maka kita dianggap nggak gaul atau tidak wajar jika tidak berteman dan mengikuti mereka. Padahal mereka cenderung tergolong sebagai ahli neraka (jika mereka tidak bertobat), daripada ahli surga.

Padahal telah jelas bagi kita, bahwa akhir kesudahan itu hanya ada dua kemungkinan, surga atau neraka! Sementara nanti jika kita telah masuk ke dalam neraka, Allah SWT berfirman:

QS. Al A’raaf: 38. Allah berfirman: "Masuklah kamu sekalian ke dalam neraka bersama umat-umat jin dan manusia yang Telah terdahulu sebelum kamu. setiap suatu umat masuk (ke dalam neraka), dia mengutuk Kawannya (yang menyesatkannya); sehingga apabila mereka masuk semuanya berkatalah orang-orang yang masuk kemudiandi antara mereka kepada orang-orang yang masuk terdahulu"Ya Tuhan kami, mereka Telah menyesatkan kami, sebab itu datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipat ganda dari neraka". Allah berfirman: "Masing-masing mendapat (siksaan) yang berlipat ganda, akan tetapi kamu tidak Mengetahui".

Sehingga seperti pesan qudwah kita, Rasulullah SAW lagi dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi:

“Janganlah salah satu di antara kamu sekalian ber-imma’ah (ikut-ikutan), yang jika orang lain baik maka engkau baik; dan jika mereka jelek maka engkau jelek pula.

Akan tetapi hendaklah engkau tetap konsisten terhadap (keputusan) dirimu. Jika orang lain baik, maka engkau baik; dan jika mereka jelek, hendaklah engkau jauhi keburukan mereka”.

Rasulullah SAW memberikan kita sebuah pesan yang melarang kita ikut-ikutan orang berbuat buruk, tetapi kita diharuskan untuk konsisten (istiqomah) dalam kebaikan.

Lalu bagaimana konsisten (istiqomah) dalam kebaikan itu? Supaya kita bisa terus berada dalam kebaikan. Mudah saja, ada beberapa cara yang dapat kita lakukan:

1. Memilih dan memiliki teman yang jelas arah dan tujuan hidupnya, yaitu untuk beribadah pada Allah SWT.

QS. Ali Imran: 28 : Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi teman dengan meninggalkan orang-orang mukmin.

2. Jauhi tempat-tempat maksiat (nongkrong yang sia-sia menghabiskan waktu) yang berisi orang-orang yang lalai dari mengingat Allah.

3. Tinggalkan orang-orang yang melupakan Allah SWT dan melupakan hari pembalasan.

QS. Jaatsiyah: 34 : Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari Ini kami melupakan kamu sebagaimana kamu Telah melupakan pertemuan (dengan) harimu Ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong".

4. Jauhi orang-orang yang mengolok-olok Allah dan Rasul-Nya.

QS. Al A’raaf: 51 : (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia Telah menipu mereka.

Teman seperti apakah yang harus kita pilih? Di mana kita dapatkan?

1. Teman yang dewasa, tetapi bukan teman yang sekedar lebih tua saja. Sebab, lebih tua belum tentu dewasa. Teman dewasa adalah teman yang dewasa aqidahnya, bukan sekedar libidonya. Ia dikenal baik dan mampu membedakan yang baik dengan yang bathil dan mengajarkan serta mengajak berbuat kebaikan.

2. Teman yang pandai dan rajin beribadah, sebab pandai aja gak cukup. Orang pandai ada yang baik ada yang buruk, standard orang pandai yang baik adalah yang rajin ibadah.

3. Teman yang baik berada di tempat yang baik. Di masjid dan musholla, sebab, Nabi SAW senantiasa berpesan: “salah satu golongan yang akan mendapat syafaat pada hari perhitungan nanti adalah pemuda yang hatinya terpaut pada masjid”.

Continue